Untuk semua sahabat,
cerita dari Sahabat tentang persahabatan.
Berharap dapat memberi inspirasi yang positip.
............ ......... ......... .........
Operator Telephone
Waktu saya masih amat kecil, ayah sudah memiliki telephone di rumah kami.
Inilah telephone masa awal, warnanya hitam, di tempelkan di dinding, dan
kalau mau menghubungi operator, kita harus memutar sebuah putaran dan minta
disambungkan dengan nomor telephone lain.
Sang operator akan menghubungkan secara manual.
Dalam waktu singkat, saya menemukan bahwa , kalau putaran diputar , sebuah
suara yang ramah, manis, akan berkata :
"Operator "
Dan si operator ini serba tahu.
Ia tahu semua nomor telephone orang lain. Ia tahu nomor telephone
restaurant, rumah sakit, bahkan nomor telephone toko kue di ujung kota.
Pengalaman pertama dengan sang operator terjadi waktu tidak ada seorangpun
di rumah dan jempol kiri saya terjepit pintu.
Saya berputar-putar kesakitan dan memasukkan jempol ini ke dalam mulut
tatakala saya ingat ...operator! !!
Segera saya putar bidai pemutar dan menanti suaranya.
" Di sini operator..."
" Jempol saya kejepit pintu..." kata saya sambil menangis. Kini emotion bisa
meluap, karena ada yang mendengarkan.
" Apakah ibumu ada di rumah?" tanyanya.
" Tidak ada orang"
" Apakah jempolmu berdarah?"
" Tidak, cuma warnanya merah, dan sakiiit sekali"
" Bisakah kamu membuka lemari es?" tanyanya.
" Bisa, naik di bangku"
" Ambillah sepotong ice dan tempelkan pada jempolmu.... "
Sejak saat itu saya selalu menelephone operator kalau perlu sesuatu.
Waktu tidak bisa menjawab pertanyaan ilmu bumi, apa nama ibu kota sebuah
negara. Tanya tentang mathematics.
Ia juga menjelaskan bahwa tupai yang saya tangkap untuk dijadikan binatang
peliharaan , makannya kacang atau buah.
Suatu hari, burung peliharaan saya mati. Saya telpon sang operator dan
melaporkan berita duka cita ini.
Ia mendengarkan semua keluhan, kemudian mengutarakan kata kata hiburan yang
biasa diutarakan orang dewasa untuk anak kecil yang sedang sedih. Tapi rasa
belasungkawa saya terlalu besar.
Saya tanya: "Kenapa burung yang pintar menyanyi dan menimbulkan sukacita
sekarang tergeletak tidak bergerak di kandangnya?"
Ia berkata pelan: "Karena ia sekarang menyanyi di dunia lain...."
Kata-kata ini - ngga tau bagaimana - menenangkan saya.
Lain kali saya telephone dia lagi.
"Di sini operator"
"Bagaimana mengeja kata kukuruyuk?"
Kejadian ini berlangsung sampai saya berusia 9 tahun.
Kami sekeluarga kemudian pindah kota lain.
Saya sangat kehilangan "Di sini operator"
Saya tumbuh jadi remaja, kemudian anak muda, dan kenangan masa kecil selalu
saya nikmati. Betapa sabarnya wanita ini. Betapa penuh pengertian dan mau
meladeni anak kecil.
Beberapa tahun kemudian, saat jadi mahasiswa, saya study trip ke kota asal.
Segera sesudah saya tiba, saya menelpon kantor telephone dan minta bagian
"operator"
"Di sini operator" Suara yang sama.
Ramah tamah yang sama.
Saya tanya: "Bisa ngga eja kata kukuruyuk"
Hening sebentar. Kemudian ada pertanyaan: "Jempolmu yang kejepit pintu sudah
sembuh kan?"
Saya tertawa. "Itu Anda... Wah waktu berlalu begitu cepat ya."
Saya terangkan juga betapa saya berterima kasih untuk semua pembicaraan
waktu masih kecil. Saya selalu menikmatinya.
Ia berkata serious: "Saya yang menikmati pembicaraan dengan mu. Saya selalu
menunggu nunggu kau menelpon"
Saya ceritakan bahwa , ia menempati tempat khusus di hati saya.
Saya bertanya apa lain kali boleh menelponnya lagi.
"Tentu, nama saya Saly"
Tiga bulan kemudian saya balik ke kota asal. Telephone operator.
Suara yang sangat beda dan asing.
Saya minta bicara dengan operator yang namanya Saly.
Suara itu bertanya "Apa Anda temannya?"
"Ya teman sangat lama."
"Maaf untuk kabarkan hal ini, Saly beberapa tahun terakhir bekerja paruh
waktu karena sakit sakitan, dan dia meninggal lima minggu yang lalu...."
Sebelum saya meletakkan telephone, tiba tiba suara itu bertanya:
"Maaf, apakah Anda bernama Paul?"
"Ya"
"Saly meninggalkan sebuah pesan buat Anda. Dia menulisnya di atas sepotong
kertas, sebentar ya...."
Ia kemudian membacakan pesan Saly:
"Bilang pada Paul, bahwa IA SEKARANG MENYANYI DI DUNIA LAIN... Paul akan
mengerti kata kata ini...."
Saya meletakkan gagang telephone.
Saya tahu apa yang Saly maksudkan.
"Selamat bernyanyi di dunia lain, Sally, sahabatku, operator telephone
yang bagiku tidak ada duanya di dunia ini", ucap saya dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar