Thibah adalah hati dan jiwa yang bersih sekaligus lembut.
Secara
bahasa THoyyiib artinya suci, bersih , bagus , mudah dan lunak,
Sesuatu yang aman mengandung banyak kebajikan serta tidak mengandung
kotoran dan penipuan.
Barangsiapa yang memiliki keadaan seperti ini, bagaimana hati manusia tidak akan mencintainya, sedangkan ia sangat dekat dengan setiap kebaikan dan kebajikan
Thibah adalah akhlak yang terbentuk dari pembersihan jiwa
"Syetan mengikat 3 buhul dipangkal kepala belakang salah seorang dari kalian ketika tidur.
Pada setiap buhul ia memasang mantera, "malam masih panjang, tidurlah !" .. Apabila ia bangun , lantas berzikir kepada Allah, terlepaslah satu buhul"
Apabila ia berwuduk , maka terlepaslah lagi 1 buhul.
Apabila ia shalat maka terlepaslah seluruh buhulnya. Maka ia bangun pagi dalam keadaan
bergairah dan jiwa yang 'Thoyyib'. Jika tidak demikian , maka ia bangun pagi dalam keadaan jiwa 'khobits' malas.(HR Abu Hurairah)
'Jiwa yang Thoyyib' karena ia bergembira atas taufik yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya untuk menjalankan ketaatan, atas pahala yang dijanjikan nya atas hilangnya buhul-buhul syetan dari dirinya.
Namun yang jelas didalam Qiyamullail terdapat rahasia yang mempengaruhi terwujudnya jiwa yang thoyyib.
Kataku kepada malam, "Adakah rahasia di dadamu.Wahai penyimpan misteri berbagai peristiwa dan rahasia?
Jawabnya, "Dalam hidupku, tah pernah kutemukan rahasia setara dengan cengkrama para kekasih diakhir malam".
Seorang yang memiliki jiwa yang Thoyyib , akan lebih lapang dada dan tampak ceria dalam banyak kesempatan dan semua itu terdapat pada diri Rosulullah saw
Sabda Rasulullah
"Kekayaan bukanlah masalah bagi siapa yang bertakwa. Sedangkan kesehatan, bagi orang yang bertakwa, lebih baik daripada kekayaan sedangkan jiwa yang Thoyyib (senang) merupakan sebagian kenikmatan.
Mereka berbudi luhur sehingga menjadi bintang-bintang dalam jiwa dan anak panah yang lurus.
Darah di hati bergolak mencintai mereka. Tempat mereka dilubuk paling dalam semua hati memaafkan.
Memaafkan merupakan salah satu sarana paling besar untuk menaklukkan hati dan memperoleh kasih sayang dan cinta sesama hamba. Ia juga merupakan sarana meraih kedudukan yang tinggi dan terhormat. Seseorang tidak akan menjadi mulia sehingga ia memiliki akhlak memaafkan.
Memaafkan bila dilakukan secara proforsional, pada situasi yang tepat, maka akan menjadikan pelakunya seorang yang dihormati.
"Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba lantaran perbuatan memaafkan selain kemuliaan"
(HR. Abu harairoh)
Bahkan memaafkan merupakan sarana untuk meraih ampunan dari Allah.
"Hendaklah kalian mengasihi, niscaya kalian dikasihi, hendaklah kalian memaafkan niscaya kalian diampuni.
Alangkah indahnya syair berikut:
Kuharuskan diri tuk memaafkan semua yang bersalah
Meski banyak perlakuan jahatnya kepadaku
Tiadalah manusia selain satu dari tiga
Mulia, rendah atau setara sama.
Yang mulia diatasku, kuakui keutamaannya.
Dan kuikuti kebenarannya, karena kebenaran itu wajib diikuti.
Yang lebih rendah dariku, jika berbicara kujaga diri
Menghindar dari menjawabnya, meski orang mencela.
Adapun yang setara, jika ia tergelincir atau bersalah kumaafkan,
Karena memaafkan itu membawa kepada kemuliaan.
(Tip meraih cinta. Abu Abdillah faishol H)
(EZ042009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar