Imam Ja'far Ash-Shadiq ra didatangi seorang tua yang ingin berguru kepada cucu-buyut Rasulullah saw itu, dan beliau mula-mula menolaknya. Karena orang tua itu sedemikian "keukeuh", hingga shalat sunat dua raka'at di Raudhah Masjid Nabawi, memohon kiranya Allah melembutkan hati Imam Ja'far untuk menerimanya sebagai murid. Maka, ringkasnya diterimalah orang tua itu sebagai murid Imam Ja'far.
Imam Ja'far berkara kepada si orang tua:
Imam Ja'far berkara kepada si orang tua:
"Hai Abu Abdullah, ilmu itu tidaklah didapat melalui belajar (ta'allum). Karena ilmu itu "Cahaya" yang menerangi hati seseorang yang dikehendaki Allah untuk diberi hidayah. Apabila kau menginginkan ilmu, lebih dahulu carilah dalam dirimu apa hakikat 'ubudiyah. Carilah ilmu dengan kau amalkan. Mohonlah pemahaman dari Allah, agar Allah memberimu pemahaman..."
"Ya Syarif..," si orang tua mengiakan. "Apakah hakikat 'ubudiyah itu...?"
"Ada tiga tingkat..," jawab Imam Ja'far.
"Satu, kau tidak boleh menganggap apa pun pemberian Allah kepadamu sebagai milikmu, karena seorang hamba tidak berhak mempunyai kepemilikan. Kau lihat harta itu sebagai harta Allah, dan kau belanjakan harta itu sebagaimana diperintahkan-Nya.
Dua, kau ketahuilah bahwa seorang hamba tidak berhak mengatur dirinya sendiri. Kau sibukkan dirimu sesuai perintah Allah, dan kau lepaskan kemelekatanmu atas hak milik padamu, agar ringanlah bagimu infaq sebagaimana diperintahkan-Nya.
Tiga, kau serahkan segala urusanmu kepada Yang Maha Pengurus, agar ringanlah bagimu urusan dunia. Apabila kau sibuk dengan segala perintah atau larangan Allah, maka kau tidak sempat lagi berbangga ataupun berdebat dengan manusia.
Begitulah, apabila Allah memuliakanmu sebagai hamba-Nya dengan tiga sifat itu, maka rendahlah dunia, semua makhluk -- bahkan Iblis -- dalam pandanganmu. Kau tidak mencari harta atau apa pun untuk berbanyak dan berbangga diri, dan tidak kau cari pada sisi manusia sekadar kebanggaan dan ketinggian...
Itulah hakikat 'ubuduyah...!"
(Wallahua'lam...)
(: dari "RAKAIZ AL-IMAM BAYNA AL-'AQL WA AL-QALB" Muhammad Al-Ghazzali...)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar