Dahulu, di masa keemasan Islam, ada seorang teladan abadi sepanjang
masa. Dia adalah khalifah al-Mu’tasim, khalifah Bani Abbasiyah (833-842
Masehi).
Dialah yang menyambut seruan seorang muslimah yang dilecehkan
tentara Romawi dengan mengirimkan pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah
dan melibas seluruh tentara kafir Romawi di sana hingga bebaslah sang
muslimah tadi dari tawanan Romawi. Kini, ketika ribuan muslimah dan
muslim ditawan tentara-tentara kafir, dimanakah Al-Mu’tasim hari ini?
Teladan Heroik Pejuang Muslim
Kisah heroik Al-Mu’tashim dicatat dengan tinta emas sejarah Islam
dalam kitab al-Kamil fi al-Tarikh karya Ibn Al-Athir. Peristiwa
bersejarah tersebut terjadi pada tahun 223 Hijriyyah, dalam judul
Penaklukan kota Ammuriah.
Ketika itu, al-Mu’tasim, khalifah di masa Bani Abbasiyah, sedang
memegang gelas untuk minum ketika didengarnya seorang muslimah dilecehkan
oleh tentara Romawi.
Khalifah pun langsung berseru kepada panglima
perangnya agar bersiap menuju Ammuriah, tempat dimana muslimah tersebut
berteriak meminta tolong.
Konon, muslimah itu keturunan Bani Hashim dan sedang berbelanja di
sebuah pasar di kawasan negeri di bawah kekuasaan Romawi, di utara benua
Asia, yakni tepatnya di kota Ammuriah, kawasan Turki hari ini. Di saat
sedang berjalan itulah, sang muslimah diganggu oleh seorang lelaki
Romawi dengan menyentuh ujung jilbabnya hingga dia secara spontan
berteriak : “Wa Mu’tashamah….!!!” Yang juga berarti “Dimana kau
Mu’tasim…Tolonglah Aku”
Teriakan muslimah tersebut akhirnya sampai ke telinga Khalifah
al-Mu’tasim. Puluhan ribu tentara pun digelar mulai dari gerbang ibukota
di Baghdad hingga ujungnya mencapai kota Ammuriah. Pembelaan kepada
muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh khalifah sebagai pembebasan
Ammuriah dari jajahan Romawi.
Catatan sejarah menyatakan bahwa ribuan tentara Muslim bergerak di
bulan April, 833 Masehi dari Baghdad menuju Ammuriah. Kota Ammuriah
dikepung oleh tentara Muslim selama kurang lebih lima bulan hingga
akhirnya takluk di tangan Khalifah al-Mu’tasim pada tanggal 13 Agustus
833 Masehi.
Hanya seorang Muslimah yang dilecehkan kafir Romawi dan berteriak
‘Wahai Mu’tasim” maka sang khalifah tersentuh hatinya dan terbakar
ghiroh Islamnya sehingga dilancarkanlah serangan penaklukan ke Ammuriah
hingga sang Muslimah akhirnya bisa dibebaskan. Allahu Akbar!
Sejak Dahulu Kaum Muslimin Wajib Dibela!
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, dikisahkan ada seorang tukang emas
Yahudi Bani Qainuqa menganiaya kehormatan seorang Muslimah dengan
mengikat pinggir bajunya sehingga menyebabkan tubuhnya tersingkap. Saat
itu, seorang pria Muslim kebetulan berada di sana dan membunuh orang
Yahudi itu. Kemudian orang-orang Yahudi membalas dengan membunuh orang
muslim itu. Keluarga pria itu memanggil kaum Muslimin untuk membantu dan
Nabi SAW., mengirimkan pasukan melawan mereka dan setelah 15 hari
pengepungan seluruh suku Bani Qainuqa diusir dari Madinah. Subhanallah!
Di masa Khalifah Umar bin Abdul-Aziz, beliau pernah mengirim surat
kepada para tahanan perang Muslim di Konstantinopel. Beliau mengatakan
kepada mereka:
“Kamu menganggap dirimu sebagai tahanan perang. Padahal kamu
bukan tahanan perang. Kamu terkunci di jalan Allah. Aku ingin kamu tahu
bahwa setiap kali aku memberikan sesuatu kepada kaum Muslim, aku
memberikan lebih banyak untuk keluarga kamu dan aku mengirimkan sekitar 5
dinar untuk setiap salah satu dari kamu dan seandainya bukan karena aku
takut bahwa diktator Romawi akan mengambilnya dari kalian, aku akan
mengirimkan lebih. Aku juga telah mengirim banyak untuk menjamin
pembebasan setiap salah satu dari kalian tanpa memikirkan berapa
biayanya. Jadi bersukacitalah! Assalamu Alaikum. “
Dimanakah Al-Mu’tasim Hari Ini?
Kini, berapa banyak Muslimah yang dilecehkan kehormatannya oleh
kuffar ? Berapa banyak Muslimah yang berteriak meminta tolong dari
kedzoliman yang dideritanya? Berapa banyak kaum Muslimin yang ditawan
pemerintahan kafir maupun pemerintahan murtad ? Bukankah sudah terdengar
teriakan mereka dari penjara di Guantanamo (Cuba), Abu Gharib (Irak),
Bagram (Afghanistan), Gaza (Palestina) Nusa Kambangan (Indonesia), dan
penjara-penjara Amerika dan Inggris di seluruh dunia. Dimanakah
Al-Mu’tasim hari ini?
Bukankah saudari Muslimah kita Afia Siddiqui sudah berteriak meminta
pertolongan dari penjara pemerintahan Pakistan? Juga saudara Muslimah
kita, Putri Munawaroh berteriak meminta pertolongan dari kedzoliman
penjara Mako Brimob?
Bukankah Rasulullah SAW., bersabda,
“Berikanlah makan pada seseorang yang merasa lapar, kunjungilah seseorang yang sakit dan bebaskanlah seseorang yang ditawan.”
Beliau SAW., juga bersabda,
“Adalah sebuah kewajiban bagi Muslim dari harta mereka untuk
membebaskan orang-orang yang berada dalam tahanan dan membayar
tebusan.”
Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,
“Jika mereka menahan seorang Muslim, adalah sebuah kewajiban
kita untuk tetap memerangi mereka sampai mereka membebaskan mereka atau
mereka di musnahkan,”
dan dia juga berkata,
“Membebaskan Muslim dari tahanan adalah salah satu kewajiban
yang besar dan membelanjakan kekayaan untuk membebaskan mereka adalah
salah satu bentuk mendekatkan diri kepada Allah yang paling baik.”
Sahabat Umar Ibnu Khattab RA berkata,
“Bagiku membebaskan seorang Muslim yang berada ditangan Musyirikin lebih aku sukai daripada seluruh Jazirah Arab.” (Shahih Shahabi Jilid. 3).
Sejarah Islam telah menorehkan dengan tinta emas kisah-kisah heroik
dan tauladan abadi dari mereka-mereka yang membela kehormatan kaum
Muslimin yang ditawan musuhnya. Khalifah al-Mu’tasim adalah salah satu
contoh yang paling fenomenal dalam menanggapi panggilan seorang Muslimah
yang didzolimi kaum kafir. Kini, kaum Muslimin di pelbagai penjuru
dunia banyak dilecehkan dan ditawan di banyak penjara kaum kuffar. Lalu,
dimanakah al-Mutasim hari ini?
Wallahu’alam bis showab!
(arrahmah.com)
(arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar