Bismillahir-Rahmanir-Rahim:
Meski Ramadhan bulan adalah bulan ampunan, untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang kini ‘menyapa’ kita, di bawah ini ada bebrapa kekeliruan umum yang sering dialami umat Islam selama Ramadhan
Hanya orang yang tidak tahu dan enggan saja yang tidak segera bergegas menyambut bulan suci ini dalam arti yang sebenarnya, lahir maupun batin. “Berapa banyak orang yang berpuasa (tapi) tak memperoleh apa-apa dari puasanya selain rasa lapar dan dahaga belaka”. (HR. Ibnu Majah & Nasa’i)
Namun, setiap kali usai kita menunaikan ibadah shiyam, nampaknya terasa ada saja yang kurang sempurna dalam pelaksanaannya, semoga poin-poin kesalahan yang acap kali masih terulang dan menghinggapi sebagian besar umat ini dapat memberi kita arahan dan panduan agar puasa kita tahun ini, lebih paripurna dan bermakna.
1. Merasa sedih, malas, loyo dan tak bergairah menyambut bulan suci Ramadhan
Acapkali perasaan malas segera menyergap mereka yang enggan menahan rasa payah dan penat selama berpuasa. Mereka berasumsi bahwa puasa identik dengan istirahat, break dan aktifitas-aktifitas non-produktif lainnya, sehingga ini berefek pada produktifitas kerja yang cenderung menurun. Padahal puasa mendidik kita untuk mampu lebih survive dan lebih memiliki daya tahan yang kuat. Sejarah mencatat bahwa kemenangan-kemenangan besar dalam futuhaat (pembebasan wilayah yang disertai dengan peperangan) yang dilancarkan oleh Rasul dan para sahabat, terjadi di tengah bulan Ramadhan.
Semoga ini menjadi motivator bagi kita semua, agar tidak bermental loyo & malas dan tidak berlindung di balik kata “Aku sedang puasa”.
2. Berpuasa tapi enggan melaksanakan shalat fardhu lima waktu
Ini penyakit yang –diakui atau tidak– menghinggapi sebagian umat Islam, mereka mengira bahwa Ramadhan cukup dijalani dengan puasa semata, tanpa mau repot mengiringinya dengan ibadah shalat fardhu. Padahal shalat dan puasa termasuk rangkaian kumulatif (rangkaian yang tak terpisah/satu paket) rukun Islam, sehingga konsekwensinya, bila salah satunya dilalaikan, maka akan berakibat gugurnya predikat “Muslim” dari dirinya.
3. Berlebih-lebihan dan boros dalam menyiapkan dan menyantap hidangan berbuka serta sahur
Ini biasanya menimpa sebagian umat yang tak kunjung dewasa dalam menyikapi puasa Ramadhan, kendati telah berpuluh-puluh kali mereka melakoni bulan puasa tetapi tetap saja paradigma mereka tentang ibadah puasa tak kunjung berubah. Dalam benak mereka, saat berbuka adalah saat “balas dendam” atas segala keterkekangan yang melilit mereka sepanjang + 12 jam sebelumnya, tingkah mereka tak ubahnya anak berusia 8-10 tahun yang baru belajar puasa kemarin sore.
4. Berpuasa tapi juga melakukan ma’siat
Asal makna berpuasa bermakna menahan diri dari segala aktifitas, dalam Islam, ibadah puasa membatasi kita bukan hanya dari aktifitas yang diharamkan di luar Ramadhan, bahkan puasa Ramadhan juga membatasi kita dari hal-hal yang halal di luar Ramadhan, seperti; Makan, minum, berhubungan suami-istri di siang hari.
Kesimpulannya, jika yang halal saja kita dibatasi, sudah barang tentu hal yang haram, jelas lebih dilarang.
Sehingga dengan masa training selama sebulan ini akan mendidik kita menahan pandangan liar kita, menahan lisan yang tak jarang lepas kontrol, dsb.
“Barang siapa yang belum mampu meninggalkan perkataan dosa (dusta, ghibah, namimah dll.) dan perbuatan dosa, maka Allah tak membutuhkan puasanya (pahala puasanya tertolak).
5. Sibuk makan sahur sehingga melalaikan shalat shubuh, sibuk berbuka sehingga melupakan shalat maghrib
Para pelaku poin ini biasanya derivasi dari pelaku poin 3, mengapa ? Sebab cara pandang mereka terhadap puasa tak lebih dari ; “Agar badan saya tetap fit dan kuat selama puasa, maka saya harus makan banyak, minum banyak, tidur banyak sehingga saya tak loyo”. Kecenderungan terhadap hak-hak badan yang over (berlebihan).
6. Masih tidak merasa malu membuka aurat (khusus wanita muslimah)
Sebenarnya momen Ramadhan bila dijalani dengan segala kerendahan hati, akan mampu menyingkap hijab ketinggian hati dan kesombongan sehingga seorang Muslimah akan mampu menerima segala tuntunan dan tuntutan agama ini dengan hati yang lapang. Menutup aurat, misalnya, akan lebih mudah direalisasi ketimbang di bulan selain Ramadhan. Mari kita hindari sifat-sifat nifaq yang pada akhir-akhir ini sangat diumbar dan dianggap sah, Ramadhan serba tertutup, saat lepas Ramadhan, lepas pula jilbabnya, inilah sebuah contoh pemahaman agama yang parsial (setengah-setengah), tidak utuh.
7. Menghabiskan waktu siang hari puasa dengan tidur berlebihan
Barangkali ini adalah akibat dari pemahaman yang kurang tepat dari sebuah hadits Rasul yang berbunyi “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah” Memang selintas prilaku tidur di siang hari adalah sah dengan pedoman hadits diatas, namun tidur yang bagaimana yang dimaksud oleh hadits diatas? Tentu bukan sekedar tidur yang ditujukan untuk sekedar menghabiskan waktu, menunggu waktu ifthar (berbuka) atau sekedar bermalas-malasan, sehingga tak heran bila sebagian -besar- umat ini bermental loyo saat berpuasa Ramadhan.
Lebih tepat bila hadits diatas difahami dengan; Aktifitas tidur ditengah puasa yang berpahala ibadah adalah bila ;
Tidur proporsional tersebut adalah akibat dari letih dan payahnya fisik kita setelah beraktifitas; Mencari rezeki yang halal, beribadah secara khusyu’ dsb.
Tidur proporsional tersebut diniatkan untuk persiapan qiyamullail (menghidupkan saat malam hari dengan ibadah)
Tidur itu diniatkan untuk menghindari aktifitas yang –bila tidak tidur- dikhawatirkan akan melanggar rambu-rambu ibadah Ramadhan, semisal ghibah (menggunjing), menonton acara-acara yang tidak bermanfaat, jalan-jalan untuk cuci mata dsb.
Pemahaman hadits diatas nyaris sama dengan pemahaman hadits yang menyatakan bahwa bau mulut orang yang berpuasa lebih harum daripada minyak misk (wangi) disisi Allah, bila difahami selintas maka akan menghasilkan pengamalan hadits yang tidak proporsional, seseorang akan meninggalkan aktifitas gosok gigi dan kebersihan mulutnya sepanjang 29 hari karena ingin tercium bau wangi dari mulutnya, faktanya bau mulut orang yang berpuasa tetap saja akan tercium kurang sedap karena faktor-faktor alamiyah, adapun bau harum tersebut adalah benar adanya secara maknawi tetapi bukan secara lahiriyah, secara fiqh pun, bersiwak atau gosok gigi saat puasa adalah mubah (diperbolehkan)
7. Meninggalkan shalat tarwih tanpa udzur/halangan
Benar bahwa shalat tarawih adalah sunnah tetapi bila dikaji secara lebih seksama niscaya kita akan dapatkan bahwa berpuasa Ramadhan minus shalat tarawih adalah suatu hal yang disayangkan, mengingat amalan sunnah di bulan ini diganjar sama dengan amalan wajib.
8. Masih sering meninggalkan shalat fardhu 5 waktu secara berjama’ah tanpa udzur/halangan ( terutama untuk laki-laki muslim )
Hukum shalat fardhu secara berjama’ah di masjid di kalangan para fuqaha’ adalah fardhu kifayah, bahkan ada yang berpendapat bahwa hukumnya adalah fardhu ‘ain, berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang mengisahkan bahwa beliau rasanya ingin membakar rumah kaum Muslimin yang tidak shalat berjama’ah di masjid, sebagai sebuah ungkapan atas kekecewaan beliau yang dalam atas kengganan umatnya pergi ke masjid.
9. Bersemangat dan sibuk beribadah sunnah selama Ramadhan tetapi setelah Ramadhan berlalu, shalat fardhu lima waktu masih tetap saja dilalaikan
Ini pun contoh dari orang yang tertipu dengan Ramadhan, hanya sedikit lebih berat dibanding poin-poin diatas. Karena mereka Hanya beribadah di bulan Ramadhan, itupun yang sunnah-sunnah saja, semisal shalat tarawih, dan setelah Ramadhan berlalu, berlalu pula ibadah shalat fardhunya.
10. Semakin jarang membaca Al Qur’an dan maknanya
11. Semakin jarang bershadaqah
12. Tidak termotivasi untuk banyak berbuat kebajikan
13. Tidak memiliki keinginan di hatinya untuk memburu malam Lailatul Qadar
Poin nomor 8, 10, 11, 12 dan 13 secara umum, adalah indikasi-indikasi kecilnya ilmu, minat dan apresiasi yang dimiliki oleh seseorang terhadap bulan Ramadhan, karena semakin besar perhatian dan apresiasi seseorang kepada Ramadhan, maka sebesar itu pula ibadah yang dijalankannya selama Ramadhan.
14. Biaya belanja & pengeluaran ( konsumtif ) selama bulan Ramadhan lebih besar & lebih tinggi daripada pengeluaran di luar bulan Ramadan (kecuali bila biaya pengeluaran itu untuk shadaqah)
15. Lebih menyibukkan diri dengan belanja baju baru, camilan & masak-memasak untuk keperluan hari raya pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan
16. Lebih sibuk memikirkan persiapan hari raya daripada amalan puasa
Andaikan kita tahu kali ini adalah Ramadhan terakhir
Sudah tentu kita akan berbondong bondong memakmurkan masjid dengan tarawih
Menyambut hadirnya Malam berqiyamullail untuk sujud bertahajud memohon untuk bisa bertemu denganMu kekasih hati di syurgaMu yang kekal
Andaikan kita tahu kali ini adalah Ramadhan terakhir
Maka lidah ini tak akan berhenti melantunkan ayat ayatMu
Alunan Al Quran tidak akan berhenti setiap waktu-waktumu
Hentakan dzikir bagaikan alunan di setiap helaan nafasmu
Andaikan kita tahu kali ini adalah Ramadhan terakhir
Tiada sedikitpun lengah untuk menyempurnakan shalat ketika adzan memanggil maka langkah ini berlari menjemputnya
Tunduk dengan khusyuk dan tawadhu kepadaMu menangisi sekecil apapun kekhilafan ini
Innasolati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil ‘alamin” (Sesungguhnya solatku, ibadahku, hidupku, dan matiku kuserahkan hanya kepada Allah Tuhan seru sekelian alam)
Andaikan kita tahu kali ini adalah Ramadhan terakhir
tentu kita akan bersedia lahir dan batin mempersiap diri rohani dan jasmani menanti-nanti datangnya musuh Islam di kiri dan kanan dari lorong-lorong ridha Ar-Rahman
Ya Rabb
Andaikan kita tahu kali ini adalah Ramadhan terakhir Jadikanlah Ramadhan paling penuh arti Jadikanlah Ramadhan yang membersihkan hati dan diri Jadikanlah Ramadhan paling berseri yang menerangi kegelapan hati-hati kami
Muhasabah Diri :
Duhai Allah … Duhai yang mendetakkan jantung ini
Duhai yang selalu memberikan makan kepada hamba-hambaMu ini
Duhai yang memberikan air yang sejuk di kala kami dahaga
Duhai yang mengaruniakan kantuk di kala kami lelah
Duhai yang selalu mengurus diri-diri kami di kala kami tertidur pulas
Hanya Engkaulah Yang Maha Agung
Ya Allah, betapapun kami menghianatiMu setiap waktu tapi tiada suatu saat pun terputus Engkau memberi nikmat kepada kami
Ya Allah jadikanlah hari ini menjadi hari ampunan bagi segala kebusukan kami
Penghapus bagi seluruh dosa-dosa kami, hari dimana Engkau singkapkan tabir dari hati kami, hari dimana Engkau gantikan segala kegelapan dengan cahaya di qolbu ini
Ya Allah, kami ingin merasakan indahnya hidup dekat denganMu
Kami ingin hari-hari yang tersisa ini menjadi hari-hari yang selalu akrab bersamaMu, kami lelah jauh dariMu ya Allah, kami tidak ingin terpuruk dan terhina karena tenggelam dalam kemaksiatan
Berikan kepada kami kemudahan, untuk mengenalMu Ya Allah
Berikan kepada kami jalan untuk bisa mendekat kepadaMu
Jadikan kami menjadi orang-orang yang selalu merasakan, kehangatan, kasih sayangMu
Ya Allah jadikan sujud kami menjadi sujud yang selalu nikmat KepadaMu
Jadikan shodaqoh kami menjadi jalan yang membuat kami akrab denganMu
Jadikan amal-amal kami sebagai amal-amal yang tulus hanya karenaMu
Ya Allah
Jangan biarkan kesibukkan dunia membutakan hati kami
Jangan biarkan hawa nafsu, menjerumuskan kami
Jangan biarkan syahwat membuat kami terjerumus dalam maksiat
Jangan biarkan amarah membuat kami terhina dalam kedzoliman
Ya Allah, wahai yang Maha Mendengar, sayangilah kami Ya Allah
Berkahi sisa umur kami ini
Jadikan umur yang tersisa ini membawa maslahat bagi orang tua kami, bagi keluarga kami, bagi sebanyak-banyakNya umat Mu
Rabbanaa aatinaa Fid dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaaban naar
“Ya Allah, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan (pula) di akhirat, dan peliharalah kami dari azab neraka”
Seperti kutipan khutbah Rasulullah menyambut bulan suci Ramadhan sebagai berikut :
Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu adalah ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.
Hadirnya bulan yang selalu kita tunggu tunggu yaitu Bulan yang penuh berkah dan ampunan, bukan yang menjadi setiap amalan kecil dilipat gandakan. Marhaban Ya Ramadhan. Betapa indahnya Ramadhan yang tidak akan pernah kita jumpai dibulan bulan lain. Mari kita songsong bulan Ramadhan dengan hati yang siap dan dengan segenap hati Mohon Maaf atas segala salah khilaf kami selama ini.
Semoga Bermanfaat ...
Marilah Setiap detak-detik jantung.., selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...
By : Vicky Robiyanto
Halaqah Sirrul Barokah
Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik ...
Sumber : http://www.muslimah.web.id/muhasabah-marhaban-ya-ramadhan
http://akhwatfillah.wordpress.com/2009/07/29/1114/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar