- PINTU PINTU SETAN
- Aku memperhatikan dan memikirkan dari pintu mana syetan masuk ke dalam diri manusia. Ternyata ia masuk melalui sepuluh pintu :
Pertama, SERAKAH dan BURUK SANGKA. Maka aku melawannya dengan sifat qona’ah (merasa cukup dengan apa yang ada) dan sikap percaya (yakin).
“Mukmin itu bukanlah pencela dan bukan pelaknat dan bukan yang jelek perangai dan bukan yang kotor lidah” (HR Ibnu Mas’ud).“Barangsiapa yang mengejek saudaranya lantaran satu dosa, tidak ia mati melainkan melakukan dosa itu” (HR Tirmidzi). “Jauhilah buruk sangka karena sesungguhnya prasangka itu sedusta-dusta omongan” (HR Muttafaq ‘Alaih).
Kedua, CINTA KEHIDUPAN dan PANJANG CITA CITA. Maka aku melawannya dengan rasa takut maut menjemput secara tiba-tiba.
"Hampir tiba suatu zaman di mana bangsa-bangsa dari seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang kelaparan mengerumuni hidangan mereka." Maka salah seorang sahabat bertanya," Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada hari itu?" Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam , menjawab," Bahkan, pada hari itu jumlah kamu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di lautan, dan Allah akan mencabut 'rasa gentar' terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah akan melemparkan ke dalam hati kamu penyakit al-wahnu."Seorang sahabat bertanya, 'Apakah itu al-wahnu itu, ya Rasulullah?' Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam , menjawab, "Cinta dunia dan takut mati."(Hr Abu Dawud dan Ahmad)
Ketiga, ingin HIDUP SANTAI dan SERBA NIKMAT. Maka aku melawannya dengan hilangnya kenikmatan dan perhitungan yang pahit.
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.(QS Al Hadid:20)
Keempat, UJUB (bangga diri). Maka aku melawannya dengan kesadaran bahwa semua yang ada adalah anugerah dari Allah dan dengan rasa takut akan akibat yang akan terjadi.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Haritsah bin Wahab: “Maukah kalian aku beritakan tentang penghuni neraka; yaitu setiap orang yang berperangai jahat serta kasar , orang gemuk yang berlebih-lebihan dalam berjalannya , dan orang-orang yang sombong”.Dan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidaklah masuk surga barang siapa yang di dalam hatinya terdapat kesombongan yang sebesar biji dzarah sekalipun”.
- Kelima, MEREMEHKAN dan KURANG MENGHORMATI ORANG LAIN. Maka aku melawannya dengan mengetahui hak dan kehormatan mereka.
Terhalang dari memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan orang yang takabur merasa lbh tinggi dari hamba-hamba Allah yang lain. Maka secara sadar atau tidak sadar ia telah melampaui batas hingga menempati kedudukan Ilahi. Orang seperti ini sudah barang tentu akan terkena sangsi dan sangsi atau hukuman yg pertama ialah terhalang dari memperhatikan dan mengambil pelajaran terhadap sesuatu. ” Dan betapa banyak tanda-tanda di langit dan dibumi yg mereka lewati tetapi mereka berpaling dari padanya.” .
Kegoncangan jiwa. Orang yang takabur dan merasa lebih tinggi dari pada orang lain berkeinginan agar orang lain menundukkan kepala kepadanya. Tetapi harga diri manusia sudah barang tentu tidak mau berbuat demikian dan memang pada dasarnya mereka tidak disiapkan untuk hal itu. Sebagai akibatnya timbulah kegoncangan dalam jiwanya. “Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit.” . “Dan barang siapa berpaling dari peringatan Tuhannya Tuhan akan memberinya siksaan yang berat.” .
Keenam, DENGKI. Maka aku melawannya dengan qona’ah dan puas dengan apa yang Allah bagikan kepada makhluk-Nya.
Rasulullah saw. bersabda, “Hindarilah dengki karena dengki itu memakan (menghancurkan) kebaikan sebagaimana api memakan (menghancurkan) kayu bakar.” (HR Abu Daud).
Dengki (hasad), kata Imam Al-Ghazali, adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah kepada orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu. Dengki dapat merayapi hati orang yang merasa kalah wibawa, kalah popularitas, kalah pengaruh, atau kalah pengikut. Yang didengki tentulah pihak yang dianggapnya lebih dalam hal wibawa, polularitas, pengaruh, dan jumlah pengikut. Tidak mungkin seseorang merasa iri kepada orang yang dianggapnya lebih “kecil” atau lebih lemah. Sebuah pepatah Arab mengatakan, “Kullu dzi ni’matin mahsuudun.” (Setiap yang mendapat kenikmatan pasti didengki).
Ketujuh, RIYA dan SENANG DIPUJI ORANG. Maka aku melawannya dengan ikhlas.
Riya juga dapat dikategorikan dalam perbuatan yang syirik karena sadar atau tidak orang yang berbuat riya sudah menduakan Allah dan tidak akan mendapatkan apa2 kecuali capai dan letih, sengsara dunia dan akhirat sesuai dengan firmannya, “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu” [Az-Zumar : 65]
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman, “Katakanlah : ‘Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atas kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui” [QS Ali-Imran : 29]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mempelajari ilmu yang dengannya dicari wajah Allah Azza wa Jalla, namun ia tidak mempelajarinya kecuali untuk meraih kesenangan dunia dengan ilmu itu, ia tidak akan mendapat aroma surga pada hari kiamat” (HR Abu Dawud).
Kedelapan, KIKIR. Maka aku melawannya dengan kesadaran akan binasanya apa-apa yang ada di tangan makhluk dan kekalnya apa-apa yang ada di sisi Allah SWT.
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir," (Al-Ma'aarij: 19-21).
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, "Sifat yang paling buruk pada seseorang adalah kikir yang berkeluh kesah serta takut yang kecut," (HR Bukhari)
Kesembilan, SOMBONG. Maka aku melawannya dengan sifat tawadlu (rendah hati).
Ajaran-ajaran ilahiyah dalam jumlah yang banyak lagi melimpah melarang kesombongan, takabur, dan tinggi hati.
Luqman mewasiatkan kepada anaknya, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yangsombong lagi membanggakan diri." (QS Luqman: 18)
Kesepuluh, TAMAK. Maka aku melawannya dengan tsiqoh (yakin) terhadap apa yang ada pada sisi Allah dan zuhud (meninggalkan apa yang ada pada manusia).
Seorang sahabat datang kepada Nabi SAW dan bertanya: Ya Rasulullah tunjukkan kepadaku suatu amalan yang bila aku amalkan niscaya aku akan dicintai Allah dan manusia.
Rasulullah Saw menjawab Hiduplah di dunia dgn berzuhud maka kamu akan dicintai Allah dan jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan manusia niscaya kamu akan disenangi manusia.
- Wallahu alam Bishawwab
- By : Abi Aulia
| |
| | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar