tak akan pernah ada lagi puisi seperti ini,
yang tak jenuh-jenuh menampung segenap air mata,
sebab kami menangis bersama
saat menuliskan satu-satunya kata
yang berabad lama kami pelihara
yang kususuneja huruf demi hurufnya
dari kucur kekal luka: Mahaluka!
tak akan pernah ada lagi puisi seperti ini,
yang kemas menyimpan semesta resah
ketika padanya akhirnya kubuka satu-satunya
rahasia, yang sudah kujaga berabad lama, yang
telah membuat aku berkali-kali dihukum penggal
: mati, sebab bertahan mengunci bicara,
membisukan semua pintu-pintu suara.
tak akan pernah ada lagi puisi seperti ini
yang ikhlas menyimpulkan seluruh sepi,
sepi yang alangkah kerasnya bertahan, yangyang tak jenuh-jenuh menampung segenap air mata,
sebab kami menangis bersama
saat menuliskan satu-satunya kata
yang berabad lama kami pelihara
yang kususuneja huruf demi hurufnya
dari kucur kekal luka: Mahaluka!
tak akan pernah ada lagi puisi seperti ini,
yang kemas menyimpan semesta resah
ketika padanya akhirnya kubuka satu-satunya
rahasia, yang sudah kujaga berabad lama, yang
telah membuat aku berkali-kali dihukum penggal
: mati, sebab bertahan mengunci bicara,
membisukan semua pintu-pintu suara.
tak akan pernah ada lagi puisi seperti ini
yang ikhlas menyimpulkan seluruh sepi,
mengisi penuh seluruh kosong semesta hati
menjelajah ke semua arah berbatas entah, yang
menjadi mula seluruh suara yang kini mengkhianatinya,
ya, tak akan pernah ada lagi puisi seperti ini..
by : Jaka Malela
Tidak ada komentar:
Posting Komentar