Angin berbisik kepada embun
Malam sepi, dingin merinding
Di pucuk daun embun mengerling
Dahan merintih dalam resah
Tahukah kau malam...?, tentang sebuah rahasia
Dengarkah kau daun..? ,apa yang dibisikkan angin
Pedulikah kau rembulan..? ketika malam berteriak di kegelapan...
Dan ...
malam pun berteriak, menghempas kesunyian...
“akulah kegelapan...
Sunyi dimalam, kering disiang
Luluh, lemah, tubuh menggigil
Seperti daun kering dimusim kemarau
Seperti debu terhempas di padang pasir...
Malam sepi, dingin merinding
Di pucuk daun embun mengerling
Dahan merintih dalam resah
Tahukah kau malam...?, tentang sebuah rahasia
Dengarkah kau daun..? ,apa yang dibisikkan angin
Pedulikah kau rembulan..? ketika malam berteriak di kegelapan...
Dan ...
malam pun berteriak, menghempas kesunyian...
“akulah kegelapan...
Sunyi dimalam, kering disiang
Luluh, lemah, tubuh menggigil
Seperti daun kering dimusim kemarau
Seperti debu terhempas di padang pasir...
Hatiku ? apakah kau juga merasakan kesunyian ini .?
Apakah kau juga merenung seperti pikiran-pikiran liarku?
Bercerita tentang kegelapan..
Berbisik tentang kerinduan....
Terisak dalam kesunyian...
Menangis, menggugu , meratapi hari...”
Tahukah kau malam?
Tentang kerinduan sang musafir,
Sebuah oase di padang pasir
Seberkas sinar penerang kegelapan
Selarik cahaya penembus di ufuk timur
Dan....
Rembulanpun berbisik ...
Tertunduk lelah, tenggelam dalam resah
Ya, kita adalah sama...
Kita adalah saudara kembar duhai malam
Karena engkau membentangkan cakrawala
Dan aku membentangkan jiwaku
Duhai malam
Mari...marilah...
Kita bentangkan sayap-sayap kehidupan
Kita susuri jalan menyusuri cahaya
Hingga kelak kita bangga
Tidak tersia-sia sebagai perindu-perindu malam..
~ by : Bulan Cahaya ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar