Sahabatku,
Dalam hadist yang diriwayatkan Imam Bukhari dari Al Bara ‘ bin Azib, dijelaskan bahwa Rasulullah saw pernah bersabda :”Masuk islamlah kamu, kemudian berperanglah!”.
Nah, jika kita tidak mengetahui latar belakang diucapkannya hadits ini, kemungkinan kita akan berkesimpulan salah, yaitu :
- Pertama kita akan berkesimpulan: Beginilah Islam, suka berperang, ajarannya berat.
- Kedua, jika tidak berani berperang, tidak usah masuk Islam!.
Hal lain lagi adalah kita tidak tahu kepada siapa sebenarnya perintah ini ditujukan. Tetapi setelah kita mengetahui latar belakangnya, ternyata kesimpulan di atas salah. Akibat salah menarik kesimpulan, pengamalannya-pun pasti akan salah.
Menurut Al Bara’, ternyata Hadist tersebut diucapkan Rasulullah karena saat itu timbul suatu peristiwa/kejadian yang melatar belakanginya Rasul bersabda demikian.
Latar belakang kejadiannya adalah sbb : “Datanglah seorang laki-laki menemui Rasulullah saw, kemudian ia bertanya. “Ya Rasulullah, aku akan ikut berperang kemudian barulah aku masuk Islam. Kata Rasulullah “masuk Islamlah kamu, kemudian berperanglah”. Akhirnya laki-laki tersebut menyatakan masuk Islam dan membaca dua kalimat syahadat, kemudian ia meloncat pergi berperang bersama tentara muslimin dan terbunuh di sana. Menyaksikan kejadian tersebut, kemudia Rasulullah saw bersabda :”Dia beramal sedikit namun diberi pahala banyak”.
Sahabatku,
Pembahasan mengenai sbab-sebab Keluarnya Hadits, merupakan salah satu dari pokok-pokok bahasan dari ilmu hadits yang berkaitan dengan matan. Ia juga merupakan salah satu jenis dari ilmu hadits yang khusus membahas dirayah, yang mencakup sanad dan matan, dimana ia didefinisikan sebagai: ilmu yang mempelajari tentang hakikat kebenaran sebuah riwayat, syarat-syaratnya, jenis-jenisnya, hukum-hukumnya, juga keadaan perawi beserta syarat-syarat mereka, dan klasifikasi yang telah diriwayatkan dan hal-hal yang berkaitan dengan itu
Penelitian terhadap hadis sangat diperlukan, karena hadis sampai kepada umat Islam melalui jalur dan jalan periwayatan yang panjang. Wajar apabila terdapat kesalahan-kesalahan terhadap pemahaman hadis Nabi Saw. Hadis tidak bertambah jumlahnya setelah wafatnya Rasulullah Saw. Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam terus berkembang sehubungan dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu di dalam memahami hadis diperlukan metode pemahaman yang tepat melalui pendekatan yang komprehensif, baik tekstual maupun kontekstual dengan berbagai bentuk dan kaedah-kaedahnya
Sahabatku,
Sebagian hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Nabi Saw didahului oleh sebab tertentu dan ada yang tidak didahului oleh sebab tertentu. Bentuk sebab tertentu yang menjadi latar belakang terjadinya hadis, dapat berupa peristiwa secara khusus ataupun umum. Sehingga kandungan petunjuknya harus dipahami secara tekstual maupun kontekstual. Dengan demikian menjadi jelaslah bahwa dalam Islam ada ajaran yang bersifat universal, temporal, dan lokal.
Dr. Yusuf Qaradhawi berpendapat bahwa untuk memahami hadist dengan baik, harus diketahui kondisi yang meliputinya serta di mana dan untuk tujuan apa diucapkan. Dengan demikian, maksud hadis benar-benar menjadi jelas dan terhindar dari berbagai perkiraan yang menyimpang. Jadi dapat diketahui mana hadis yang mempunyai sebab khusus ataupun umum, mana yang bersifat temporal, kekal, parsial atau total. Dengan demikian dapat diketahui bagimana metode pemahaman hadis nabi dengan mempertimbangkan asbabul wurudnya
Saat ini kita bisa memperoleh Buku2 Asbabun wurud (sebab-sebab turunnya Hadist) bisa dengan lebih mudah, karena saat ini sudah banyak buku yang menulis tentang hal tersebut, dan bisa kita peroleh dengan harga murah di Toko2 Buku. Namun demikian, sebagaimana asbabun nuzul alquran, tidak semua hadits memiliki asbabul wurud, dan tidak semua asbabul wurudnya shahih, sehingga perlu ada metode tahqiq dan penjelasan agar kita bisa memahami hadist secara benar.
Sahabatku,
Jika kita tidak membaca atau mengabaikan asbabun wurud sudatu hadist, atau mengabaikan asbabun nuzul ayat2 Qur’an, maka bisa jadi kita akan bingung atau lebih ekstrim lagi bisa menjadi radikal, persis seperti para Teroris saat ini yang hanya membaca Al Qur’an dan hadist secara tekstual, tanpa memperhatikan kontekstualnya.
So, mulai sekarang, disamping kita baca Hadist, sebaiknya kita juga mempelajari asbabun wurudnya. Wallahu’alam bissawab
Billahit taufiq wal hidayah
Wassalamualaikum wr.wb
by : Imam Puji Hartono/IPH(Gus Im)
"Utamakan SEHAT untuk duniamu, Utamakan AKHLAK dan SHALAT untuk akhiratmu"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar