Jika seseorang dapat memahami dan menghayati takdir Allah SWT untuknya, maka dia akan merasa sabar dan lapang dada dalam menjalani kesulitan hidup, juga tidak bersedih dan kecewa ketika ditimpa musibah. Lebih dari itu dia akan merasakan besarnya kasih sayang Allah SWT kepadanya. juga bergembira dengan pahala besar yang akan diterimanya kelak
Senin, 29 November 2010
~ MENGENANG RASULULLAH MUHAMMAD SHALALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM~
Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Semoga Keselamatan, Kasih Sayang, dan Berkah Allah semoga tercurah atasmu
Sahabat Hikmah…
Pada bulan Rabi’ul Awal ini, dimana Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salaam dilahirkan, saya ingin mengenang akhlak beliau semoga menjadi teladan dan panduan bagi kita semua.
Setiap kali membaca kisah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa salaam, ada kerinduan yang memuncak akan sosok pribadi yang luar biasa. Beliau yang dikenal sebagai Al-Amin – orang yang sangat dipercaya – bahkan oleh musuh-musuhnya sekalipun. Tak pernah sedikitpun berlaku tidak adil atau berkhianat, senantiasa mengedepankan tindakan mulia kepada kawan maupun lawan.
Beliau adalah Al-Qur’an yang berjalan. Setiap tindak tanduknya adalah sebuah akhlak perwujudan dari kalam Ilahi. Sebuah contoh hidup bagaimana kitab Allah dijelaskan dalam sebuah perilaku.
Beliau yang memperlakukan semua orang, tua muda, miskin kaya, sahabat dan musuh dengan sebaik-baik perlakuan dan akhlak. Salah satu akhlak beliau adalah senantiasa menghadapkan seluruh wajahnya kepada orang yang diajak bicara, sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada setiap orang, tanpa memperhatikan latar belakang orang tersebut.
Sehingga Allah pun memujinya dalam Al Quran:
“Nuun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,
Berkat ni'mat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila.
Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar PAHALA yang BESAR yang TIDAK PUTUS-PUTUSNYA.
Dan sesungguhnya kamu benar-benar BERBUDI PEKERTI yang AGUNG.
Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat,
Siapa di antara kamu yang gila.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(QS. Al Qalam : 1-7)
Berikut salah satu fragmen kisah akhlak beliau terhadap seorang pengemis buta Yahudi yang selalu menghina dan menjelekkannya. Semoga menjadi pengingat untuk senantiasa berusaha mencontoh akhlak beliau sesuai kadar kemampuan kita masing-masing.
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.”
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salaam mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salaam menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salaam yang dihinanya setiap hari. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salaam melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salaam, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salaam yakni Abubakar Radliyallahu ‘Anhu berkunjung ke rumah anaknya Aisyah Radliyallhu ‘Anha yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salaam dan beliau bertanya kepada anaknya itu, “Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?”
Aisyah Radlitallhu ‘Anha menjawab, “Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu pun kebiasaan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salaam yang belum ayah lakukan kecuali satu saja.”
“Apakah Itu?,” tanya Abubakar Radliyallahu ‘Anha.
“Setiap pagi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salaam selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana,” kata Aisyah Radliyallhu ‘Anha.
Keesokan harinya Abubakar Radliyallhu ‘Anhu pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar Radliyallhu ‘Anhu mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar Radliyallhu ‘Anhu mulai menyuapinya, sipengemis marah sambil menghardik, ”Siapakah kamu?” Abubakar Radliyallhu ‘Anhu menjawab, ”Aku orang yang biasa (mendatangi engkau).” ”Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku,” bantah si pengemis buta itu.
”Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya (dikunyah kering dimulut Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam) makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku,” pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar Radliyallhu ‘Anhu tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, ”Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salaam.”
Mendengar penjelasan Abubakar Radliyallahu ‘Anhu, seketika itu juga pengemis itu meledak tangisnya, sangat menyesal, dan dalam basahnya air mata ia berkata, ”Benarkah itu? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia, begitu agung…. ”
“ Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rosuulullah “ Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar Radliyallhu ‘Anhu saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Sahabat Hikmah….
Begitulah secuil teladan dari Rasulullah , yang dapat menggambarkan KEAGUNGAN AKHLAQ Beliau . Semoga kita bisa meniru dan meneladani akhlakul karimah yang telah diajarkan oleh beliau.
Maka sangat pantas jika Rasulullah saw memang diutus oleh Allah Subhanahu wa ta’alaa tak hanya terbatas hanya satu kaum saja. Akan tetapi Rasulullah diutus oleh Allah SWT sebagai Rahmatan lil ‘alamin (kasih sayang bagi seluruh alam) karena sikap belas kasih beliau terhadap manusia.
Begitu indahnya akhlaq beliau, Orang Kafir Yahudi yang setiap saat mengejek, menghina, memfitnah bukan dijadikan musuh malah disantuni bukan sekali-sekali tapi seumur hidup beliau…
Mengapa kita yang disinggung atau dikritik sedit saja harus menghancurkan segalanya ?
Ada apa dengan kita ? Meneladani siapakah kita hidup yang sejenak ini ?
Adakah sosok lain selain Rasulullah SAW yang layak kita teladani di semua sisi kehidupannya ?
Tidakkah kita berusaha sedikit demi sedikit meneladani Beliau ?
Memang... Hanya orang-orang IKHLASH yang mengharap rahmat Allah dan balasan di hari akhir serta banyak dzikir kepada Allah saja yang dapat meneladani beliau.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu SURI TAULADAN yang BAIK bagimu (yaitu) bagi orang yang MENGHARAP (RAHMAT) Allah dan (kedatangan) HARI AKHIRAT dan dia BANYAK MENYEBUT Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)
Allahumma shalli ‘alaa Nabiyinaa Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallim...
Wassalaamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Semoga Keselamatan, Kasih Sayang, dan Berkah Allah semoga tercurah atasmu
Oleh : OFA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Allah dan Malaikat saja bersholawat pada Nabi Muhammad SAW; juga orang beriman; Tapi kalau bacanya berjamaah bertepatan dengan tanggal kelahiran Rasulullah (milad) ada yang mengatakan bid'ah,.........padahal niatnya untuk mengenang jasa beliau yang sangat besar menyelamatkan kita dunia dan akhirat. alasannya pasti ga ada hadistnya.........kalau tarawih berjamaah ?
BalasHapus