Jika Engkau mencintai seseorang,
Maka ingatlah Kepada Yang Maha menguasai kekasihmu,
Ialah Allah SWT.
Dan Jika Engaku mencintai seseorang ,
Maka ingatlah kepada Yang Maha menanamkan rasa cinta dalam hatimu itu,
Ialah Allah SWT
Karena jika Engkau mencintai seseorang,
Dan hanya kepada Allah SWT ingatanmu tertuju,
Artinya engkau telah memahami makna cinta dan menjauhi syahwat
Kadangkala kita sering melakukan kesalahan tanpa kita sadari. Ketika jatuh cinta kita terlalu jauh berharap dan memberikan seluruh hati pada seseorang. Bila ternyata orang tersebut melakukan kesalahan kitapun benci-sebenci- benci nya.
Yang kelihatan hanya keburukannya saja, tiada sedikitpun kebaikan padanya. Padahal sebagai manusia kita tidak terlepas dari salah dan khilaf.
Bila kita tidak berkenan kepada seseorang alangkah baiknya kalau kitapun berusaha menjaga lisan dan perbuatan yang menyebabkan penyesalan pada akhirnya. Ketika kita mencaci maki seseorang dengan kata-kata yang kasar, sebenarnya kita sedang memperlihatkan kualitas kita sebagai manusia. Menunjukkan gambaran hati kita. Dan ketika kita menyadari semua itu sudah terlambat. Penyesalan sudah tidak lagi berguna. Sakit dan luka yang kita goreskan akan kembali kita rasakan sakitnya.
Orang tidak akan bisa menilai siapa kita yang sebenarnya, selain apa yang keluar dari lisan kita. Qalbu dan lisan tidak bisa dipisahkan.
Qalbu itu bagaikan panci dalam dada yang mendidih isinya dan siuknya adalah lisannya
Oleh karena itu, perhatikanlah seseorang ketika dia bicara
karena sesungguhnya lisannyalah yang menyiukkan untuk anda rasa manis dan rasa kecut, rasa segar dan rasa pahit kandungan hatinya
dan memberitahukan kepada anda rasa kandungan hatinya melalui lisannya
Oleh karena itu, perhatikanlah seseorang ketika dia bicara
karena sesungguhnya lisannyalah yang menyiukkan untuk anda rasa manis dan rasa kecut, rasa segar dan rasa pahit kandungan hatinya
dan memberitahukan kepada anda rasa kandungan hatinya melalui lisannya
Bila qalbu kita kotor maka kata-kata yang kotor dan kasarlah yang keluar dari lisan.
Bila qalbu bersih maka kata-kata kebaikan yang akan keluar dari lisan kita.
Mulut seseorang adalah toserba perbendaharaannya
Dan kedua bibir mereka adalah kuncinya
sedang gigi mereka adalah cakarnya
Apabila seseorang membuka pintu toserbanya
Akan jelaslah bagi anda baik buruknya
Dan kedua bibir mereka adalah kuncinya
sedang gigi mereka adalah cakarnya
Apabila seseorang membuka pintu toserbanya
Akan jelaslah bagi anda baik buruknya
Barangsiapa yang qalbunya disertai dengan kebaikan,
Niscaya keburukan tidak akan dapat membahayakannya
Barangsiapa yang disertai dengan keburukan
Niscaya kebaikannya tidak berguna baginya
Kalam yang baik adalah baik
dan yang lebih baik daripada kalam adalah maknanya,
Dan yang lebih baik daripada maknanya adalah pengamalannya,
Dan yang lebih baik dari pengamalannya adalah pahalanya
Dan yang lebih baik dari daripada pahalanya adalah Keridhaan dari Tuhan
Yang amal itu dikerjakan karena-Nya
dan yang lebih baik daripada kalam adalah maknanya,
Dan yang lebih baik daripada maknanya adalah pengamalannya,
Dan yang lebih baik dari pengamalannya adalah pahalanya
Dan yang lebih baik dari daripada pahalanya adalah Keridhaan dari Tuhan
Yang amal itu dikerjakan karena-Nya
Sungguh tipis sekali batas antara cinta dan benci .
Rasululullah pernah bersabda : Cintailah seseorang sekedarnya saja , bisa jadi suatu saat dia menjadi orang yang paling kamu benci dan bencilah seseorang sekedarnya saja karena bisa jadi suatu saat dia menjadi orang yang paling kamu cintai (HR At Thurmidzi)
Wallahualam bishawwab
by : Bulan Cahaya
5 Perbedaan Nafsu dan Cinta
BalasHapus1. Cinta itu membahagiakan, Nafsu itu membahayakan
Cinta yang sebenarnya selalu menunjukkan jalan atau arah menuju kebahagiaan bagi orang-orang yang menjalaninya. Seorang pecinta yang sudah menemukan dan memahami makna cinta sejati dalam dirinya akan berada pada kondisi yang membahagiakan. Sebaliknya, orang-orang yang terkecoh dengan nafsu dan menganggap nafsu adalah cinta akan berada dalam kondisi yang membahayakan. Kita tidak bisa memungkiri, di mana ada kebaikan, di situlah setan menggoda manusia agar terjerumus ke dalam keburukan.
Cinta dan nafsu seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Cinta adalah sisi positif, nafsu adalah sisi negatif dan uang itu adalah hubungan. Seseorang yang mencintai pasangannya dengan sebenar-benarnya cinta akan mengarahkan hubungannya menuju kebahagiaan sejati dengan cara menjaga dan menyayangi pasangannya. Tanpa bermaksud untuk merusak dan menyakiti. Lain halnya dengan orang-orang yang menjalin hubungan dengan landasan nafsu, mereka akan membawa hubungannya kearah kebahagiaan yang semu dan hanya berorientasi pada fisik, dalam hal ini sex. Yang justru akan menjerumuskan mereka ke dalam situasi yang membahayakan.
2. Cinta bikin kita ketawa, Nafsu bikin kita kecewa
Kalau diibaratkan hubungan seperti sawah, maka cinta adalah padi dan nafsu adalah rumput liar. Nah, ketika ketika seseorang menanam padi (cinta) di sawah (hubungan) maka secara otomatis akan tumbuh juga rumput liiar (nafsu). Kalau orang itu sudah mengetahui dan memahami apa itu padi (apa itu cinta), maka dia akan segera memangkas rumput liar itu (nafsu) yang tumbuh di sawahnya (hubungan). Ketika tiba masa panen, orang ini akan menuai hasil sawahnya (hubungan) yang ditanami padi (cinta) itu tadi berupa buah padi (kebahagiaan). Lain dengan orang-orang yang terkecoh yang menyangka rumput liar (nafsu) sebagai padi (cinta). Mereka akan memelihara rumput liar (nafsu) dan tanaman padinya (cinta) akan mati. Pada saat panen, tentu yang mereka dapat hanyalah sekarung rumput liar (nafsu) yang tidak enak dimakan (kekecewaan).
3. Cinta selalu ingin memberi, Nafsu hanya ingin diberi
Saya rasa maksud dari poin ketiga ini sudah jelas. Cinta adalah memberi. Ketika seseorang menjalin hubungan atas dasar cinta maka hal pertama yang dilakukannya adalah memberikan yang terbaik kepada pasangannya, bukan ingin diberi. Logikanya, kalau kita dan pasangan sama-sama ingin memberi (kita ingin memberi kepada pasangan dan pasangan ingin memberi kepada kita) secara otomatis keduanya akan menerima. Tapi kalau kita dan pasangannya inginnya diberi (pasangan ingin diberi dan kita juga ingin diberi) lalu siapa yang akan memberi..? Pada akhirnya yang terjadi justru tidak ada yang akan diberi karena tidak ada yang ingin memberi.
4. Cinta ingin menyayangi, Nafsu ingin menggerayangi
Bagaimana cara kamu memperlakukan pasanganmu?
Dan bagaimana cara pasanganmu memperlakukan kamu?
Ini adalah cara termudah untuk membedakan mana cinta, mana nafsu..?
Landasan seseorang dalam menjalin hubungan akan sangat menentukan pada bagaimana cara orang tersebut memperlakukan pasangannya. Orang yang menjalin hubungan dengan landasan cinta akan senantiasa memperlakukan pasangannya dengan cara-cara yang baik. Menjaga, menyayangi, memperhatikan dan selalu memberikan yang terbaik. Sebaliknya orang orang yang menjalin hubungan karena nafsu cenderung memperlakukan pasangan ke arah fisik. Setiap kali bertemu, inginnya menciumi dan diciumi, setiap kali berdua inginnya dipeluk dan memeluk, digerayangi dan menggerayangi, dan yang lebih parah lagi kalau sampai kearah hubungan sex.
5. Cinta yang terbaik, Nafsu yang terbalik
Cinta selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, berusaha memberikan yang terbaik untuk pasangan dan selalu memperlakukan pasangan dengan cara-cara yang baik. Bagaimana dengan nafsu..? Sebaliknya, nafsu selalu ingin diberi dan cenderung memperlakukan pasangan ke arah yang menyesatkan.
http://slight-hope.blogspot.com/2010/11/5-perbedaan-nafsu-cinta.html
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Memaki-maki orang muslim adalah fasik (dosa), dan memeranginya adalah kufur (keluar dari Islam)." (HR. Bukhari)
BalasHapusSabdanya pula, "Bukanlah seorang mukmin yang suka mencela, pengutuk, kata-katanya keji dan kotor." (HR. Turmudzi)
"Siapa yang menahan marah, padahal ia dapat memuaskannya melampiaskannya), maka kelak pada hari kiamat, Allah akan memanggilnya di depan sekalian makhluk. Kemudian, disuruhnya memilih bidadari sekehendaknya." (HR. Abu Dawud - At-Tirmidzi)
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
Sesungguhnya marah itu dari syaithan dan syaithan itu dicipta dari api, dan api itu diredam dengan air maka apabila diantara kalian marah berwudhu'lah. (HR. Ahmad dan yang lainnya dengan sanad hasan)
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda : Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan nafsu amarahnya. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat lain, disebutkan hadits dari Ibnu Mas?ud Radliyallahu 'anhu Rasulullah bersabda : Siapa yang dikatakan paling kuat diantara kalian ? Shahabat menjawab : yaitu diantara kami yang paling kuat gulatnya. Beliau bersabda : Bukan begitu, tetapi dia adalah yang paling kuat mengendalikan nafsunya ketika marah. (HR. Muslim)
Al Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Anas Al Juba?i , bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang mampu menahan marahnya padahal dia mampu menyalurkannya, maka Allah menyeru pada hari kiamat dari atas khalayak makhluk sampai disuruh memilih bidadari mana yang mereka mau. (HR. Ahmad dengan sanad hasan)
Janganlah hendaknya seorang hakim mengadili antara dua orang dalam keadaan marah. (HR. Muslim)
Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu di surga, sedangkan perkataan busuk adalah kebengisan tabi'at dan kebengisan tabi'at di neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam. (HR. Bukhari)
Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga. (HR. Bukhari)
Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu tentang apa yang dia ketahui pada dirimu, janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa yang kamu ketahui pada dirinya karena pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia. (HR. Ad-Dailami)
Kebanyakan dosa anak Adam karena lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Al imam AL Bukhari dan Al imam Muslim rahimakumullah meriwayatkan hadist dari sulaiman bin surod Radliyallahu'anhu : " Ada dua orang tercela di sisi nabi dan kamu sedang duduk di samping beliau. Salah satu dari keduanya mencela lawannya dengan penuh kemarahan sampai memerah wajahnya. Maka nabi bersabda " Sesungguhnya aku akan ajarkan suatu kalimat yang kalau diucapkan akan menghilang apa yang ada padanya, yaitu dia mengucapkan أعوذ بالله من الشيطان الرجيم (Audzubillahi minasy Sayithani rajim) maka mereka berkata kepada yang marah tadi.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
BalasHapus@ Mas Sligh Hope , terimakasih atas kunjungannya, dan terimakasih juga sudah melengkapi,Alhamdulillah... InsyaAllah sangat bermanfaat...
@Bapak Sugianto Parjan : terimakasih ya Pak atas uraian dan tambahannya.......
Bermanfaat banget Bapak...Alhamdulillah..
Jazakumullahu khairan katsira ....