Karakteristik Fitrah adalah senantiasa mendorong manusia meraih semua yang dianggapnya kesempurnaan –apapun jenisnya –sekaligus menolak segala yang dianggapnya kekurangan.
Inilah karakteristik jiwa yang posisinya seperti obor kehidupan. Ia menyala memantik gerak dan juga kegelisahan serta dahaga abadi dalam jiwa. Ia memicu hadirnya rasa penasaran, kebosanan keingintahuan , kecintaan kepada kebaikan , kekuasaan dan keindahan.
Ia juga memunculkan harapan menggapai kekayaan, kedudukan, kesenangan, kebebasan kedamaian dan masih banyak lagi.
Disisi lain masing- masing karakter yang lahir belakangan itu tumbuh menjadi watak jiwa yang lain.
Cinta pada kesenangan misalnya mendorong manusia menghindari derita sejauh mungkin. Sementara cinta kepada kebaikan mendorong manusia menghormati kejujuran, keberanian dan pengorbanan.
Karakter fitrah jelas mempunyai kekuatan yang setara dengan kehidupan itu sendiri . Ia seperti air deras yang tak pernah putus mengalir dari ketinggian dan selalu menuntut penyaluran. Ia juga seperti kuda-kuda yang berlari kencang, yang memaksa manusia mengarahkan jalannya. Dan di titik inilah manusia berbeda-beda.
Mereka yang mengetahui puncak kesempurnaan hanya ada pada sisi Tuhan akan berusaha sekuat tenaga menggapai- Nya. Jika berhasil dia akan menenggak air segar diakhir perjalanannya.
Sebaliknya mereka yang menggantungkan harapan pada ciptaan tak akan pernah merasakan ketenangan. Jiwanya akan senantiasa dahaga.
Sadar atau tidak hampir setiap kita pernah bahkan mungkin setiap saat melihat dua sisi gerak fitrah dalam jiwa.
Jika di belahan dunia sana ada orang yang membaktikan hidupnya demi menggapai kebahagiaan dengan beragama, banyak juga orang yang menghabiskan hari demi hari untuk mengejar harta dan kekuasaan. Toh dia belum puas juga . Dia tetap ingin pundi-pundi kekayaannya membesar.
“Kita tidak mungkin berubah total walaupun mungkin saja kita musnah total” (Stephen Hawking)
Seperti dalam ilmu kesehatan kerusakan pangkreas otomatis melipatkan kadar gula dalam darah penderita diabetes. Lacurnya semakin tinggi tingkat kerusakan pankreas semakin besar pula dahaga penderita diabetes pada gula dan segala asupan yang manis.
Pecinta harta juga seperti itu rupanya.
Bila pankreas spirirual kita gagal mengatur kadar cinta harta secara tepat, hasrat kita pada harta justru akan semakin menjadi-jadi. Seperti orang yang mencoba meredakan kehausannya dengan menenggak air laut.
Karakteristik fitrah manusia meninggalkan yang kurang dan menggapai yang dianggapnya lebih sempurna.
Fitrah manusia bakal gelisah setiap saat hingga dahaganya, pencariannya akan kesempurnaan sejati terpenuhi. Dan tak ada yang bisa memenuhinya kecuali agama sejati yang bisa mengantar manusia menuju Allah Tuhan pemilik semua sifat sempurna.
Ayatullah Muhsin Qaarati menyebut kehausan jiwa masyarakat modern hanya bisa terjawab dengan Islam.
“ Islam ibarat air yang segar semua orang bakal berbinar-binar menerimanya- sepanjang ia di perkenalkan dengan cara yang benar.
Jika kemudian orang enggan menerima Islam, hanya ada dua kemungkinan. Pertama Islam yang mereka lihat dan mereka dengar bercampur ‘kotoran’ atau kedua , mereka melihat bahwa islam itu bagaikan pistol yang ditodongkan ke kepala mereka.
“Jangan sekali- kali merasa kesepian di atas jalan kebenaran hanya karena sedikitnya orang yang berada disana ( Ali Bin Abi Thalib)
Setiap keculasan membawa kekejian dan setiap kekejian membawa kekufuran...
Jangan sekali-kali membebani manusia ( meski dengan apa yang dianggap kebaikan).
Kedamaian maupun ketentraman hati, senantiasa di idam-idamkan oleh fitrah setiap manusia.
Agama apapun yang menentang fitrah manusia mencari hal yang mudah dan lembut akan terpelanting dari setiap jiwa.
Tidak ada agama seperti islam yang menomor satukan ( Ashaalah) sesuatu yang halal atas yang haram.
Allah berada diatas kesatuan, keberagamaan dan keabadian. Fitrah manusia sebenarnya adalah cap Jari Allah. Jika mereka cukup sungguh-sungguh mencari dan mengarungi berbagai kesulitan dan tantangan hidup, diujung perjalanan itu mereka akan menyadari bahwa Allah selalu bersama mereka.
Jihad terbesar adalah Jihad melawan diri sendiri. Jiwa adalah ‘medan laga abadi’ . Di dalam jiwa terjadi pertempuran 4 kekuatan; akal , khayal, amarah dan syahwat. Masing-masing punya fungsi positif sebenarnya. Daya khayal atau Imajinasi berfungsi membantu manusia antara lain menemukan teknologi, berinovasi dan merekayasa alam. Sementara itu daya amarah berfungsi antara lain untuk melindungi manusia dari setiap ancaman.
Namun diantara semuanya hanya akal yang bisa menuntun manusia menuju kesempurnaan dan kebahagiaan sejati. Ia adalah satu-satunya yang bisa membantu kita mengenali baik dan buruk, benar dan salah.
Tanpa akal , kekuatan khayal akan merajai jiwa memunculkan kelicikan, kecurangan paranoia dan sifat-sifat tercela lainnya.
Pertempuran akbar dalam jiwa itu melambangkan dahsyatnya dahaga fitrah manusia untuk meraih kesempurnaan.
Tekad adalah ‘esensi kemanusiaan’ sekaligus penentu ‘ derajat dan kadar kesempurnaan setiap manusia’
Seorang pelaku jihad Akbar yang bangkit untuk memperbaiki dirinya harus- benar-benar teguh dalam mengekang imajinasinya.
Semua fantasi yang buruk dan bejad serta lamunan yang sia –sia adalah bagian dari sugesti setan yang hendak menancapkan pengaruh-pengaruhnya pada kerajaan batin manusia......
Kehendak dan tekad tidaklah cukup. Seseorang harus mengikatkan diri dalam janji setia untuk menjalani semua perintah Allah ( khomeini)
Barangsiapa berjalan diatas jalur yang benar pasti sampai tujuan (Ali bin Abi Thalib)
Wallahu a’alam bisshawwab...
Dikutip dari : ‘The Secret of Your DNA Spiritual’ ( Mengelola Fitrah Untuk Kesuksesan dan kemuliaan Hidup) Karya Musa Khazim
BC 02092010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar