Laman

Minggu, 22 Agustus 2010

TRILOGI ( SABAR, TAWAKAL,IBADAH)


Abi Hasan Siraj melaksanakan ibadah haji, ketika sedang Thawaf di Baitul Haram , ia bertemu dengan seorang perempuan setengah baya. Perempuan itu berparas cantik, wajahnya memancarkan cahaya. Seumur hidup baru kali itu Abi Hasan bertemu dengan perempuan yang sedemikian anggun.
Akan tetapi Abi Hasan tidak bisa dibohongi, wajah Anggun itu memendam sebersit kesedihan dan kegalauan.


Merasa terus diperhatikan , perempuan itu berkata kepada Abi Siraj, "Mengapa Anda memperhatikan saya terus?"
Ditodong pertanyaan , Abi Hasan sedikit tergagap, "Ma maaf, saya kira anda sedang bersedih!"
Diluar dugaan perempuan itu mau bercerita kepada Abi Hasan tentang peristiwa yang pernah dialaminya.


"Dahulu aku memiliki keluarga dengan suami dan tiga orang anak yang masih kecil serta lucu-lucu", perempuan itu mulai bercerita. Matanya menerawang membayangkan masa-masa ketika masih berkumpul bersama suami dan anak-anaknya.


"Suatu hari , Suamiku menyembelih seekor kambing kurban untukku, disaksikan kedua anakku. Tanpa dinyana, perbuatan bapaknya menyembelih kambing itu ditiru oleh si sulung. Tapi yang menjadi korban bukan seekor kambing, ia menyembelih adiknya sendiri dengan kedua tangannya.


Karena terguncang dan merasa takut, si sulung melarikan diri serta bersembunyi di hutan. Bapaknya menyusul dan berusaha mencari si sulung.Tapi apa yang terjadi? Si sulung telah tewas di cabik-cabik serigala hutan yang buas, yang tersisa hanyalah sobekan-sobekan baju bercampur darah.


Dalam keadaan amat sedih dan linglung , suamiku tersesat di hutan lebat hingga iapun tewas akibat kelaparan dan kehausan. Mendengar kabar itu aku sangat terkejut, aku bergegas menuju pintu dan melepaskan gendongan bayi yang sedang kususui.

Rupanya si bungsu merangkak ke dapur ketika aku meninggalkannya seorang diri. Ia menggapai wajan diatas tungku, tak ampun lagi, air mendidih dari wajan tumpah dan menyiram tubuh mungilnya.


Dagingnya mengelupas hingga meninggalkan tulang-tulang yang masih rapuh ," perempuan itu mengakhiri ceritanya. Dia berkata lagi, 'Hingga tahunpun berganti dan kini aku hidup dalam kesendirian."


Mendengar kisah perempuan itu, abi Hasan Siraj terkesiap. Ia bertanya, "Bagaimana engkau bisa sabar, padahal cobaan yang menimpamu sebegitu beratnya?"


Perempuan itu menjawab, "Tidaklah suatu cobaan diterima dengan sabar atau jaza" (mengeluh),kecuali menemukan jalannya sendiri- sendiri. Sabar akan mendatangkan kebaikan secara lahir dan memperoleh pahala besar dari akibatnya. Sedangkan mengeluh atau tidak ridha dari cobaan , tidak akan menyebabkan sesuatu itu diganti ( dengan yang lebih baik) oleh Allah SWT."


***
Dari kisah diatas kita dipesankan, diajarkan, dan diperintahkan untuk menghadapi suatu masalah , musibah, dan cobaan dengan TRILOGI ( SABAR, TAWAKAL, IBADAH)


“ALLAH TIDAK MEMBEBANI SESEORANG MELAINKAN SESUAI DENGAN KEMAMPUAN NYA” (Qs Al-baqarah : 286)


“DAN SUNGGUH AKAN KAMI BERIKAN COBAAN KEPADAMU, DENGAN SEDIKIT KETAKUTAN , KELAPARAN, KEKURANGAN HARTA, JIWA DAN BUAH-BUAHAN. DAN BERIKANLAH BERITA GEMBIRA KEPADA ORANG-ORANG YANG SABAR, YAITU ORANG-ORANG YANG APABILA DITIMPA MUSIBAH, MEREKA MENGUCAPKAN INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJI’UUN ( SESUNGGUHNYA SEMUANYA DARI ALLAH DAN SEMUANYA AKAN KEMBALI KEPADA ALLAH" ( Qa Al-Baqarah 155-156)


Ibnu jubair berkata ,"Umat Muhammad SAW dianugerahi sebuah lafadh ketika ditimpa suatu cobaan dan TIDAK DIBERIKAN KEPADA UMAT-UMAT SEBELUMNYA, Yaitu "INNALILLAHI WA INNA ILAIHI RAAJI'UUN". Terbukti Ya'qub AS menangisi kehilangan Yusuf belasan tahun lamanya hingga bola matanya memutih tanpa mengucapkan lafadh itu." Lafadh Inna Lillahi Wainna Ilaihi Raaji'uun adalah kwitansi Allah SWT untuk menukar atau mengganti sesuatu dengan yang lebih baik.


Rasulullah SAW bersabda : "BARANGSIAPA MARAH KARENA SUATU COBAAN, MAKA ALLAH SWT AKAN MARAH KEPADANYA" (HR Hakim)


Satu helaan nafas karena menahan sedih dan marah dari datangnya cobaan , jauh lebih baik dari satu tarikan nafas karena menahan kenyang.


Helaan nafas pertama: Sabar
Helaan nafas kedua : Mengucapkan "Innaa lillahi wainna ilaihi raa'jiuun"
Helaan nafas ketiga : kwitansi penggantian dari Allah SWT diturunkan para malaikat
Helaan nafas keempat : Menjemput penggantian yang lebih baik


Satu-satunya Transporter (kendaraan) tercanggih yang mampu menembus pintu langit di area Black Hole , hanyalah transporter SABAR. Menurut pakar Aeronautika Prof Said D Djenis ScD , Pintu langit pertama berada diarea Black Hole . Densitas yang sangat rapat dengan gaya gravitasi sangat besar di Black Hole , menyebabkan sebuah koridor rahasia menuju LUH MAHFUDZ sulit dilewati, kecuali dengan transporter SABAR. Transporter inilah yang membawa pesan dari DOA YANG DIPANJATKAN MANUSIA-MANUSIA SABAR.


TAWAKAL mendatangkan RAHMAT ALLAH SWT, sebaliknya tidak tawakal mendatangkan laknatnya. Tawakal adalah energi kedua untuk mencapai kaya tak terbatas. Jika seseorang telah KEHILANGAN KEYAKINAN HIDUPNYA TERSISA hanya 50 %.


Beruntunglah orang yang memahami bahwa IBADAH adalah SOLUSI.
Tapi celakalah orang jika ibadah di anggap TEORI, azab ALLAH akan datang meluluh lantakkan para PEREMEH IBADAH.Kebohongan terbesar dari seorang manusia menganggap ibadah bukan kebutuhan.


Popularitas Kita dimata Tuhan , sangat ditentukan oleh amalan -amalan yang dicintanya.
ENERGI IBADAH akan memancar kuat jika beribadah dengan amalan-amalan yang dicintai Allah. Tentunya setelah yang fardhu terpenuhi.


Selamat memasuki gerbang Makhrajan (kemudahan) semoga kita termasuk didalamnya...Amin...
( Referensi : Ahmad Abdul Majid "Mencapai Kaya Tak Terbatas")
BC06012010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar