Laman

Minggu, 22 Agustus 2010

Cinta


Tuhan…
Saat aku menyukai seorang teman
Ingatkanlah aku bahwa akan ada sebuah akhir
Sehingga aku tetap bersama Yang Tak Pernah Berakhir…

Tuhan…
Ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukanlah aku kepada yang rindu Cinta Sejati Mu
Agar kerinduanku terhadap-Mu semakin menjadi


Tuhan…
Jika aku mesti mencintai seseorang
Temukanlah aku dengan orang yang Mencintai-Mu
Agar bertambah kuat cintaku pada-mu

Tuhan…
Ketika aku sedang jatuh cinta
Jagalah cinta itu
Agar tidak melebihi cintaku pada-Mu


Tuhan ketika aku berucap’aku cinta padamu’
Biarkanlah ku katakan kepada yang hatinya terpaut pada-Mu
Agar aku tak jatuh dalam cinta yang bukan karena-Mu




Sebagaimana orang bijak berucap…
Mencintai seseorang bukanlah apa-apa
Dicintai seseorang adalah sesuatu
Dicintai oleh seseorang yang kau cintai sangatlah berarti
Tapi dicintai oleh Sang Pencinta adalah segalanya…


***
Dalam sebuah riwayat, dikisahkan bahwa Ibnu Umar r.a pernah menemui Aisyah r.a, dan berkata, “Wahai Aisyah , izinkanlah kami disini sejenak dan ceritakanlah kepada kami perkara paling mempesona dari diri nabi!”. Aisyah menarik nafas panjang , kemudian terisak haru menahan tangis, ia pun berkata dengan suara lirih, “Semua perilakunya menakjubkan bagiku.” ; “Suatu malam, ketika beliau tidur bersamaku dan kulitnya sudah bersentuhan dengan kulitku, dia berkata “Ya Aisyah, izinkanlah aku beribadah kepada Tuhanku”, aku menjawab, “Sesungguhnya aku senang merapat denganmu, tetapi aku juga senang melihatmu beribadah kepada Tuhanmu.” Beliau bangkit mengambil gharaba air, lalu berwudhu. Ketika berdiri shalat, kudengar ia terisak-isak menangis hingga air matanya membasahi janggut. Dia lalu bersujud dan menangis hingga lantai pun basah oleh air matanya. Dia lalu berbaring dan menangis hingga datanglah Bilal untuk memberitahukan datangnya subuh.”


Demikianlah Aisyah r.a menceritakan perilaku mempesona yang terdapat dalam diri Rasulullah SAW . Aisyah sampai tak kuasa menahan airmatanya tatkala mengingat kenangan disaat ia bersama Rasul. Aisyah mengatakan bahwa semua perilaku Rasulullah SAW sangat menakjubkan baginya. Betapa tidak, untuk mengerjakan shalatpun Rasulullah meminta izin padanya. Dan jawaban Aisyah pun menggambarkan kecintaan dan keikhlasan seorang istri karena Allah SWT. Aisyah berkata, “Sesungguhnya aku senang merapat denganmu, tetapi aku juga senang melihatmu beribadah kepada Tuhanmu.”. Sungguh betapa indah dan membahagiakannya ikatan suami istri seperti yang dijalani oleh Rasulullah bersama Aisyah.

Di bagian akhir surat Al-Furqan :74, terdapat rangkaian ayat tentang sifat-sifat Ibaadurrohmanatau Hamba- hamba Tuhan Yang Maha Penyayang. Salah satunya adalah hambanya yang senantiasa berdoa, “Ya Tuhan Kami Anugerahkanlah Kepada Kami Istri-Istri Kami dan Keturunan Kami Sebagai Penyenang Hati Dan Jadikanlah Kami Imam Bagi Orang-Orang Yang Bertakwa”


Sayyid Quthb di dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an menjelaskan bahwa para ‘ibaadurrohman’ merasa tidak cukup hanya dengan beribadah bagi diri mereka sendiri seperti malaksanakan sujud dan Qiyamullail. Mereka mengharapkan juga agar kebajikan-kebajikan yang sudah mereka lakukan bisa diteruskan oleh keturunan mereka yang berasal dari pasangan yang memiliki kualitas seperti mereka.


Ini adalah perasaan Fitrah keimanan yang mendalam. Perasaan senang untuk menambah bilangan orang-orang yang berjalan dijalan Allah. Dan yang pertama adalah keturunan dan pasangan mereka. Karena mereka adalah orang-orang terdekat. Selain itu, mereka juga merupakan amanah paling pertama dimintai pertanggung jawaban kelak dihari akhir. Para ibaadurrohman tersebut juga berkeinginan agar mereka menjadi teladan bagi kebaikan dan dijadikan contoh oleh orang-orang yang ingin menuju Allah SWT...

*EZ 09*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar