Laman

Rabu, 21 Juli 2010

Penyebab Rusaknya Hati


Seorang Zahid besar abad ke II hijriah yag namanya mungkin sering kita dengar yaitu Imam Hasan al-Bashri pernah menjelaskan kepada para muridnya, Kata beliau, ada beberapa penyebab, kenapa hati manusia bisa rusak, jiwa manusia bisa kotor, bahkan iman mereka menjadi hancur berantakan.

1.mereka berbuat dosa sambil mengharap (mengandalkan) taubat. Orang seperti ini ketika berbuat dosa selalu memiliki perasaan: “aaah sudahlah, tidak ada manusia yang tidak punya dosa,,,,, manusia itukan tempatnya salah dan dosa,,,,, toh dosa yang saya lakukan Cuma dosa kecil kok,,,,, alaah nanti juga bisa taubat,,,,, Allah kan Maha pengampun,,,,, dosa sebesar apapun pasti akan diampuni,,,,,”.

Saudaraku, sepintas pernyataan seperti ini kelihatannya benar, tapi kalau kita lihat lebih jauh ternyata besar dan fatal sekali kesalahan yang telah kita lakukan. Mungkin banyak tidak sadar bahwa perasaan seperti inilah yang akan bisa menghancurkan hati manusia, bisikan bisikan semacam ini yang bisa merusak jiwa kita semua.

Dan lebih dari itu, pada hakikatnya ia telah terjebak dan terjatuh kedalam dua kesalahan sekaligus, Kesalahan pertama, karena ia telah meremehkan dosa dan kesalahan kedua, karena ia menunda nunda taubat. Padahal kata Nabi, dosa kecil yang kita tumpuk tumpuk secara sadar, akan berubah menjadi dosa besar yang tanpa kita sadar.

2.mereka menuntut ilmu tapi ilmu dan pengetahuan tidak diamalkan. Ilmu yang seharusnya kita sebarkan untuk kepentingan orang banyak tapi justru malah kita sembunyikan. Ilmu yang seharusnya dimanfaatkan untuk membimbing orang yang bodoh, tapi justru kita gunakan uantuk membodohi orang yang memang sudah bodoh.

Keadaan yang serba gelap seharusnya bisa jadi terang dengan keberadaan orang yang mempunyai ilmu, namun sebaliknya, ia justru membuat keadaan bertambah gelap dan pekat.

secara jujur saya berani berkata, bahwa kita memang butuh kehadiran orang orang yang memiliki intelektualitas yang sangat tinggi, kita butuh keberadaan orang orang pintar yang idenya cemerlang, yang ilmunya luas, yang wawasannya jauh kedepan, tapi pertanyaanya, buat apa keluasan ilmu yang kita miliki itu kalau tidak bisa kita amalkan, untuk apa bergudang gudang pengetahuan yang kita punyai tapi tidak dapat memberikan manfaat bagi kehidupan..

3. dan apabila beramal tidak dilandasi keikhlasan. Penyebab rusaknya hati yang paling banyak kita lakukan adalah ketidak ikhlasan, padahal ikhlas adalah salah satu syarat utama diterimanya amal ibadah kita.


4.dan mereka mememakan rizqi Allah namun tidak mau bersyukur

5. dan tidak ridho dengan pembagian Allah

6 Yang terakir kata Imam Hasan al-bashri, hati kita bisa rusak kalau kita : “ kita kuburkan mayat saudara kita, kita usung jenazah teman kita, tapi kita tidak mampu mengambil pelajaran dari kematian itu “. Padahal 14 abad yang lalu Nabi telah mengingatkan :Cukuplah kematian itu mejadi nasehat buat kita semua”. Jadi ketika ada saudara kita yang meninggal dunia, ada tetangga kita yang dipanggil kehadirat Allah, disitu pasti ada nasehat, Pasti Allah hendak memberikan pelajaran buat orang orang disekitarnya. Yang harus kita cari dan kita tanyakan adalah “ Apa nasihat yang terkandung dalam kematian itu ? “ Lewat kematian saudara kita, Allah seakan akan berpesan :

“Hai manusia, kalau hari ini engkau saksikan saudaramu terbaring diatas ranjang tidak berdaya, engkaupun pasti akan mengalaminya. Kalau hari ini engkau lihat saudaramu terbujur kaku dialam kubur, sadarlah bahwa besok atau lusa, engkaupun pasti akan segera menyusulnya, dunia fana ini akan kau tinggalkan, anak istri dirumah Cuma bisa menangis dan menangis, rumahmu nan mewah, hartamu yang berlimpah, dan villamu yang berdiri megah, semuanya Cuma akan jadi rebutan. Hai manusia jangan sombong, hidupmu pasti akan berakhir, disana ada alam baru yang akan menantimu, kalau baik amalmu didunia ini, baik pula balasannya di akhirat nanti,,,,, “.

Semoga renungan kali ini bisa membawa manfaat buat kita semua, agar kita bisa mengambil langkah langkah antisipatif untuk bisa terhindar dari ke 6 perkara tersebut diatas ***

(Sumber : Ki Ageng Raden Sahid Yayasan cahaya qalbi “At-tauhid”)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar