Suatu ketika seorang tukang jam membuat sebuah jam menara yang sangat besar dan indah. Setiap orang selalu memuji dan berdecak kagum saat melewati tempat dimana jam menara itu berdiri. "Ah sungguh jam yang luar biasa. Selain indah bentuknya, juga membuatku bisa mengetahui pukul berapa sekarang."
Pujian yang bertubi-tubi hanya terarah pada jarum jam telah membuat kesal mesin jam menara. Lalu berkatalah ia kepada jarum jam, "Apakah orang tidak tahu , tanpa adanya diriku di dalamnya tentu engkau jarum jam tidak bisa berdetak. Tapi mengapa mereka tidak pernah memujiku?"
Akhirnya marahlah mesin jam menara dan mematikan dirinya hingga kemudian jarum jam tidak lagi bisa berdetak dan orangpun tidak lagi mengetahui pukul berapa sekarang.
Lalu mereka berkata, "Sayang sekali jam menara yang indah ini rusak, pasti karena kualitas mesinnya jelek."
Alhasil, semakin meranalah mesin jam karena ternyata semua orang tetap memuji jarum jam dan malah mencibir dirinya.
***
Demikianlah cerita tersebut menggambarkan betapa kesombongan dapat menghancurkan segalanya. Mesin jam merasa dirinya berjasa hingga kesal karena orang tidak pernah memuji dirinya dan hanya memperhatikan jarum jam saja.
Akhirnya dia tidak mau lagi bekerja membantu jarum jam berdetak.
Tapi , apa hasilnya? orang tetap saja memuji keindahan jam menara dan malah menyangka kualitas mesinnya buruk.
Mesin jam memang bermanfaat namun dia telah berlaku sombong dan ingin dipuji orang. Alhasil bukan pujian yang didapat melainkan cacian, ditambah lagi dia telah mematikan jarum jam dan merugikan, orang jadi tidak dapat lagi mengetahui waktu.
Memang begitulah nasib orang yang sombong . Sesungguhnya kesombongan tidak akan dapat meningkatkan derajatnya, melainkan menambahkan kehinaan. Tidak ada kebahagiaan sejati bagi orang yang sombong. Bahkan dia akan semakin dijauhi karena kesombongan itu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar