Laman

Kamis, 17 Juni 2010

Nasehat indah tentang hidup dari Lukman Al Hakim kepada Anaknya

Sahabatku rahimakumullah,
Satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur'an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain, karena hidupnya penuh hikmah. Oleh karena itulah nama Luqman diabadikan dalam salah satu surat Al Qur’an, yaitu surat ke 31.

Luqman Ahli Hikmah adalah orang yang disebut dalam Al-Qur'an surah Luqman [32]:12-19 yang terkenal karena nasehat-nasehatnya kepada anaknya. Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa' bin Sadun.[1] Sedangkan asal-usul Luqman, sebagian ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah, dan ada yang berpendapat di berasal dari Sudan. Dan ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim di zaman nabi Dawud.

Firman Allah subhanahu wata’ala: “Qala’llahu ta’ala wa laqad ataina Lukmanulhikmata,” Artinya: Allah subhanahu wata’ala, bahwasanya Aku turunkan kepada Lukman daripada segala hikmatku dan aku anugerahkan ia kepadanya.

Diantara nasehat Luqman yang terdapat dalam surah Luqman ialah:
1. Jangan mempersekutukan Allah. (Luqman [31]:13)
2. Berbuat baik kepada dua orang ibu-bapanya. (Luqman [31]:14)
3. Sadar akan pengawasan Allah (Luqman [31]:16)
4. Dirikan shalat. (Luqman [31]:17)
5. Perbuat kebajikan (Luqman [31]:17)
6. Jauhi kemungkaran (Luqman [31]:17)
7. Sabar menghadapi cobaan dan ujian (Luqman [31]:17)
8. Jangan sombong (Luqman [31]:19)

Pada suatu hari Lukman Al Hakim pernah menasehati anaknya tentang hidup dan kehidupan, yaitu sbb :

1. "Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan ibadah, dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir."

2. "Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya."

3. "Anakku, ikutlah engkau pada orang-orang yang sedang menggotong jenazah, jangan engkau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu."

4. "Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya."

5. "Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan."

6. "Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Tetapi aku belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang."

7. “Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya) dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya.”

8. "Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah:
1. Jika engkau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik.
2. Jika engkau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
3. Jika engkau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu.
4. Jika engkau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu.
5. Ingatlah Allah selalu.
6. Ingatlah maut yang akan menjemputmu.
7. Lupakan budi baik yang engkau kerjakan pada orang lain.
8. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu "


Demikian , Wallahualam bissawab
Imam Puji Hartono (Gus Im)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar