Laman

Minggu, 13 Mei 2012

::: Semut dan Lalat :::

Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. "Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar," katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.

Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca.

::: Al-Quran Dan Napoleon :::

Napoleon Bonaparte  seorang yang brialan dalam dunia politik  telah memikirkan tentang kaum muslimin. Dia bertanya, "Dimanakah markas kaum muslimin?" Orang- orang menjawab, "Mesir."

Dia pun bergerak menuju Mesir, disertai seorang penerjemah  Arab. Sesampainya di sana, dia bersama penerjemahnya itu lansung menuju perpustakaan.

Dia berkata kepada Sang penerjemah, "Bacakan salah satu buku itu untukku."
Si penerjemah mengambil salah satu diantara sederet buku yang ada di sana, ternyata yang diambilnya adalah Al-Quran. Lembar pertama yang dibukanya membuatnya terpesona,  dia membacakan ayat ini kepada Napoleon : SESUNGGUHNYA AL-QURAN INI MEMBERIKAN PETUNJUK (KEPADA MANUSIA ) MENUJU JALAN YANG PALING LURUS (Al- isra :9)

Rabu, 09 Mei 2012

::: Akhir Penyesalan Seorang Istri :::

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.